Depresiasi Rupiah Indonesia Akan Menambah Tantangan Bagi Para Penjual PP Di Tengah Sentimen yang Lemah Karena Masalah Coronavirus
- Penawaran PP lokal dan localized menguat di tengah depresiasi Rupiah
- Penawaran impor tetap tidak menarik meskipun ada pengurangan harga
- Penawaran lokal, impor untuk terus melangkah ke arah yang berbeda karena melemahnya Rupiah
Sebagaimana dicatat oleh SSESSMENTS.COM, depresiasi Rupiah Indonesia akan terus menghadirkan tantangan bagi para penjual PP dalam menjual kargo di tengah sentimen yang lemah karena masalah Coronavirus. Pekan ini, penawaran PP lokal dan localized menguat karena didukung oleh depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS. Untuk grade PP Homopolymer, daftar harga dari produsen polyolefin utama Indonesia muncul dengan kenaikan harga sebesar IDR620.000/ton ($38/ton) pada perbandingan pekanan. Demikian juga, penawaran untuk kargo PP Homo Film localized asal Thailand dilaporkan naik IDR740.000/ton ($45/ton) dari pekan lalu. Di pasar impor, daftar harga pengiriman bulan April untuk grade PP Homopolymer dari produsen utama polyolefin Malaysia turun $130/ton dari pengiriman bulan Maret. Sementara itu, penawaran untuk PP Homo Raffia dari pabrik PP baru di Vietnam tersedia dengan harga $850-900/ton dalam LC at sight, basis CIF Pelabuhan Utama Indonesia dianggap tidak menarik di tengah melemahnya Rupiah. Untuk kargo asal Timur Tengah, penawaran PP pengiriman bulan April dari produsen Saudi belum diumumkan.
Untuk grade PP Copolymer, daftar harga dari produsen utama polyolefin Indonesia tercatat naik antara Rp620.000-780.000/ton ($38-48/ton) dari pekan sebelumnya. Di pasar impor, daftar harga pengiriman bulan April untuk grade PP Copolymer dari produsen utama polyolefin Malaysia turun antara $130-150/ton pada perbandingan bulanan. Demikian juga, PP Block Copolymer asal Singapura dan Korea Selatan masing-masing turun $50/ton dan $20/ton, dibandingkan dengan dua pekan yang lalu, SSESSMENTS.COM mencatat.
Secara umum, permintaan untuk resin PP masih tetap lemah karena sentimen pembelian yang lemah di tengah meningkatnya wabah Coronavirus di negara ini. Selain itu, depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS menghadirkan tantangan bagi para pemasok asing dalam menjual kargo. Untuk produk akhir, penjualan untuk produk-produk terkait medis di pasar domestik sangat besar di tengah masalah Coronavirus. Tidak ada masalah pasokan signifikan yang dilaporkan kepada SSESSMENTS.COM pekan ini. Di sektor produksi, pabrik PP milik Polytama Propindo yang berkapasitas 300.000 ton/tahun masih beroperasi meskipun pemasok bahan bakarnya tutup, yaitu Pertamina, karena produsen itu memiliki propylene yang cukup untuk produksi hingga hari Sabtu ini.
Untuk prospek, mayoritas pelaku pasar memperkirakan harga PP lokal akan terus naik di tengah depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS meskipun sentimennya lemah. Selain itu, pasokan domestik akan lebih sedikit setelah Polytama Propindo menutup pabrik PP-nya untuk pekerjaan maintenance pada akhir pekan ini. Sementara itu, harga PP impor diperkirakan akan tetap berada pada tren menurun karena kurang minat pada kargo impor di tengah depresiasi Rupiah, SSESSMENTS.COM diberitahu.